(1)
Mimpi Kita
Tentang mimpi kita,
Datang dari sebuah keterpurukan
Kini kau pergi takkan kembali
Masa depan masih panjang
Deadline pun menghadang
Ciputat, 15 Juli 2006
(2)
Semut
Semut, engkau serangga kecil
Berjalan merayap dan hidup bersosial
Engkau merawat bayi-bayi mu
Hidupmu di bawah tanah dan batu-batuan
Sesekali kau hinggap di ketiak manusia
***
Engkau memiliki keunggulan di banding kami
Engkau tak mengenal kaya dan miskin
Bila satu kelompokmu paceklik
Masing-masing engkau saling membantu
Bila satu kelompokmu kelebihan makanan
Masing-masing engkau saling berbagi
***
Semut, engkau serangga kecil
Memikul beban yang lebih berat dari badanmu
Engkau menggerakkan beban itu seksama
Contohkan agar bersama kami bisa
Jika engkau berjalan saling berhadapan
Tak luput engkau berciuman
Contohkan pula kami saling menyapa
***
Semut, engkau serangga kecil
Pantaslah mendapat penghargaan Tuhan
Surah al-Naml, adalah kisahmu
Ditulis dalam firman-Nya
inspired by Quraish Shihab
Ciputat, 15 Juli 2006
(3)
Sebuah Taman di Jakarta
Berjalan sendiri menanti esok pagi
Sampai aku mampir di sebuah taman
Seorang wanita di-tatto payudaranya
Di sampingnya tukang ramal tarot
Lalu, vagina monolog akan dipentaskan
Rupanya
***
Berjalan sendiri menanti esok pagi
Menikmati keindahan tak perlu membayar mahal
Datanglah ke taman ini tengah malam
Sepasang berjalan berpegang tangan
Sepasang duduk saling menunduk
Sepasang senang-senang di remang-remang
***
Berjalan sendiri menanti esok pagi
Jangan kuatir jika tak pasangan
Asalkan berani lalu bercerita
Jangan anggap harus bayar
Mereka sudah kaya berlebihan
Hanya butuh pengakuan
***
Masih di taman itu
Terasa embun mulai menyayat kulit
Satu persatu mulai tinggalkan taman
Pergi ke rumah atau hotel depan taman
Semuanya ada di sini
Aku tertidur di sebuah masjid
Di belakang taman itu
Jakarta, Maret 2006
(4)
Berbagi
Di dalam kelas beralas tikar
Duduk bersimpuh selusin anak
Mereka berbinar mata menuntut ilmu
Bersama satu-satunya guru kesayangan
***
Jika musim penghujan
Mereka pergi dengan payung daun pisang
Di dalam kelas guru berharap
Semangatlah belajar, Nak
Tuntutlah ilmu sampai negeri Cina
Sepulang belajar mereka berkebun
Sambil menanti hasil tanaman
***
Kelas itu tanpa papan nama
Segelintir murid tanpa alas kaki
Guru kesayangan tanpa sembako
Pemandangan itu masih ada
Melupakan kita saling berbagi
Bogor, Maret 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar